Syurga apapun tak
layak aku huni
Subuhku kesiangan,
dzuhurku sisa kelelahan.
Nikmat apapun tak
pantas aku miliki.
Asharku kesorean,
maghribku asal-asalan.
Kesolehan apapun
tak cocok aku akui.
Isyaku tanpa ke
khusyu-an
Tahadjjud hanya
khayalan.
Kehormatan apapun
tak wajar aku dapati.
Kerjaku tak
bermakna, karyaku tak punya arti.
Peraturan
kuacuhkan, undang-undang kusingkirkan.
Halal haram
kugabungkan menjadi pencaharian.
Kesombongan
kubanggakan, kemaksiatan kulestarikan.
Menyakiti sesama
kujadikan sarapan.
Penderitaan orang
kutertawakan.
Sungguh sempurna
aib pada diriku.
Aib pada-Mu, pada
diriku, pada keluargaku.
Tak ada amal yang
menjadi pembelaan.
Tak ada pengabdian
yang menjadi harapan.
Tak ada syafa’at
yang di idamkan.
Tapi Rabb…
Kupastikan tubuhku
terlalu rapuh tuk masuk neraka-Mu.
Jiwaku terlalu
kerdil tuk menangkal hinaan-Mu.
Meski hidup ini
bergumul dengan dosa dan nista.
Masih jua
kunantikan ampunan-Mu.
Rabb…
Tak ada yang patut
pada diriku.
Dirumah aku tak
menjadi teladan.
Dimata anak ku tak
menjadi harapan.
Dimata keluargaku
tak menjadi bilangan.
Dimata tetanggaku
tak pula diperhitungkan
Dimata masyarakatku
tak dibanggakan.
Rabb…
Hidupku hanya duri
dalam dunia.
Keberadaanku hanya
nestapa dalam jagad raya.
Karena kebodohan
dan alpha.
Meski demikian, ya
Rabb…
Sisakanlah bekal
ketauhidan dalam jiwaku.
Agar masih ada
suatu kerinduan menggapai manisnya diri-Mu.
Agar masih ada
jalan meskipun remang mencapai madu hidayah-Mu.
Semoga kasih
sayang-Mu tak terhalang oleh batas dan waktu.
Rabb…
Waktu berlalu tak
kuhiraukan
Padahal waktu itu
tak akan kembali
Hidupku terasa
masih seribu tahun lagi
Padahal jika Engkau
mau, besokpun nyawa ini pergi
Rabb…
Tak ada kata-kata
bela jika Engkau Tanya
Tak ada jawaban
jika Engkau soal
Tak satupun jasaku
memberatkan timbangan amal
Kecuali Rabb…
Kasih sayang-Mu
Engkau berlakukan untukku
Rabb…
Tak ada lagi dalam
tubuh ini selain sari kemaksiatan
Tak ada lagi dalam
daging ini selain pati keharaman
Tak ada lagi dalam
badan ini selain nilai kesubhatan
Tak ada lagi dalam
jiwa ini selain kebathilan
Tak ada lagi dalam
fikiran ini selain lubuk kekeruhan
Rabb…
Terkadang aku malu
berdoa lagi pada-Mu
Karena kukira telah
tertutup pintu ijabah untukku
Terkadang aku malu
berharap lagi akan rahmat-Mu
Karena kukira
semuanya telah terhalang oleh nistaku
Terkadang aku malu
munajat kepada-Mu
Karena ku kira
segalanya telah terhijab oleh dosaku
Tapi Rabb…
Kemana lagi aku
harus lari
Menghindar dari
kejaran-Mu
Kemana lagi aku
harus lari
Menghindar dari
acaman-Mu
Tak ada tempat
Rabb…
Tak ada yang diluar
sepengetahuan-Mu
Satu-satunya yang
akan menyelamatkanku hanyalah
Sifat-Mu Yang Maha
Rahman Rahim
Harapanku…
Biarkan aku
mengemis….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar